PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Pentingnya Kompos Untuk Tingkatkan Struktur Tanah dan Menekan Penggunaan Pupuk Kimia




Polewali Mandar-Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah lama digunakan dan diproduksi. Pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan-bahan organik yang tersedia yang sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut. 

Bertempat di Lokasi Kebun Percobaan Luyo, Disela aktivitas melakukan verifikasi pompanisasi untuk meningkatkan Perluasan Areal Tanam (PAT) Padi, Kepala BSIP Sulawesi Barat beserta Tim Upsus Kabupaten Polman melakukan giat pembuatan Kompos dengan memanfaatkan limbah yg ada di sekitar lokasi berupa : Brangkasan jagung, jenis-jenis gulma, kotoran hewan, serta bahan organik lainnya.
 
Hal yang menarik dalam pembuatan kompos ini adalah penggunaan salah satu jenis gulma  " Calopogonium mucunoides " atau legume yang sering dikenal oleh masyarakat Jawa dengan nama kacang asu. Jenis gulma ini banyak tumbuh di sekitar lokasi Kebun Percobaan yang diketahui dapat meningkatkan unsur Nitrogen pada kompos yang dihasilkan.
Calopogonium mucunoides mengandung 3,7 persen nitrogen, 0,3 persen fosfor, dan 2,7 persen kalium.
 
Pengolahan gulma menjadi kompos tentu saja bisa menjadi alternatif untuk memanfaatkan tanaman yang semula tidak berguna dan merugikan karena menjadi kompetitor tànaman utama di perkebunan, menjadi produk yg bisa dimanfaatkan petani sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman.
 
Tiap kompos mengandung nitrogen dan karbon yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kita harus menggunakan lebih dari satu komponen sumber bahan agar kandungan nutrisi di dalam kompos lengkap.