PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Manfaatkan Limbah Pertanian dan Peternakan, BSIP Sulbar Demonstrasikan Pembuatan Pupuk Kompos




Mamuju- Menindaklanjuti hasil Focus Group Discussion (FGD) yang telah dilaksanakan di BPP Simboro, dimana petani mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi, mahalnya harga pupuk non subsidi, dan Petani belum mengetahui cara mengolah limbah pertanian/limbah ternak menjadi kompos sehingga belum menerapkan pemupukan jagung sesuai standar. Berdasarkan hal tersebut, BSIP Sulawesi Barat Zona II untuk kabupaten Mamuju melakukan Demonstrasi atau Pelatihan Pembuatan Kompos dari Limbah Pertanian dengan Promi, di BPP Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.

Kegiatan ini dihadiri oleh Penyuluh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Mamuju bagian Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian Kab.Mamuju, Koordinator BPP Simboro (Raden, SP.,MP), Penyuluh Pertanian Kecamatan Simboro, dan perwakilan kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Simboro serta mahasiswa dari Universitas Tomakaka.
 
Tim BSIP Sulawesi Barat sebelum melaksankan demonstrasi pembuatan kompos, terlebih dahulu menjelaskan tentang Promi. Promi adalah formula mikroba unggul yang mengandung mikroba pemacu pertumbuhan tanaman, pelarut hara terikat tanah, pengendali penyakit tanaman, dan dapat menguraikan limbah organik pertanian/perkebunan. Bahan aktif Promi adalah mikroba unggul asli Indonesia yang telah diseleksi dan diuji di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, yaitu Trichoderma harzianum DT 38, T. pseudokoningii DT 39, Aspergillus sp, dan mikroba pelapuk. Adapun Bahan pembuatan Pupuk Kompos mudah didapatkan karena banyak tersedia disekitar petani seperti limbah ternak, bonggol jagung, boggol pisang dan hijauan (limbah pertanian).
 
Penggunaan Promi sangat luas, antara lain: 1) langsung diaplikasikan ke tanah/tanaman, 2) untuk memperkaya kompos dengan mikroba yang bermanfaat, dan 3) diaplikasikan pada saat pembuatan kompos limbah organik pertanian/perkebunan/peternakan. Promi mampu mempercepat pengomposan, memacu pertumbuhan, dan meningkatkan hasil, melarutkan P terikat dalam tanah, dan mampu mengendalikan penyakit tanaman. Promi dapat digunakan untuk memperkaya kompos dan diaplikasikan langsung ke tanaman. Selain itu dalam proses pengomposan, bahan yang telah diberikan promi tidak perlu dibolak-balik, setelah 4 minggu kompos sudah dapat digunakan. 
 
Ciri kompos yang telah matang : 1. berwarna coklat kehitam-hitaman, 2. lunak dan mudah dihancurkan, 3. suhu tumpukan sudah mendekati suhu awal pengomposan, 4. tidak berbau menyengat, dan 5. volume menyusut hingga kurang lebih setengahnya.
 
Petani, penyuluh dan mahasiswa (petani milenial) sangat antusias dan terlibat langsung dalam proses pelatihan tersebut, mulai dari proses penyiapan bahan, alat dan proses pembuatan kompos. Selain itu para peserta sangat merespon baik kegiatan ini karena dianggap sangat bermanfaat untuk pertanaman jagung.