PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Identifikasi Kebutuhan Penerap Standar Kec. Simboro




 Mamuju, 27 Februari 2023 - Jagung merupakan salah satu komoditi strategis dibidang pertanian setelah padi. Jagung memiliki kegunaan yang beragam mulai dari pangan, pakan, energi dan bahan baku industri. Secara nasional pengembangan jagung pada agroekosistem lahan kering seluas 60-70% dan pada lahan sawah tadah hujan sebesar 20-30% dan umumnya lahan tersebut merupakan lahan sub optimal. Kabupaten Mamuju merupakan salah satu wilayah strategis untuk pengembangan tanaman jagung di Provinsi Sulawesi Barat, namun produktivitasnya masih sangat rendah sehingga menjadi kendala peningkatan produksi, hal ini disebabkan oleh keterbatasan bibit unggul, ketersediaan pupuk dan sarana produksi lainnya.

 
BSIP Sulawesi Barat menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di Kecamatan Simboro dan Kepulauan yang merupakan kegiatan FGD kedua di wilayah zona II untuk Kabupaten Mamuju. FDG ini merupakan tahapan dari kegiatan Penguatan Kapasitas Penerap Standar Instrumen Pertanian Di Sulawesi Barat. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor BPP Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju, yang dihadiri oleh Tim BSIP Sulawesi Barat, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Mamuju bagian Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian Kab.Mamuju, Koordiantor BPP Simboro (Raden, SP.,MP), Penyuluh Pertanian Kecamatan Simboro, dan perwakilan kelompok tani yang ada di wilayah Kecamatan Simboro serta mahasiswa dari Universitas Tomakaka.
 
Focus Group Discussion (FGD) ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang sikap, pendapat, persepsi, pandangan dan pengalaman dari beberapa pihak seperti Penyuluh Pertanian, dan Petani khususnya petani jagung yang ada di wilayah Kecamatan Simboro dan Kepulauan. 
 
Kegiatan FGD ini dibuka langsung oleh Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Penyuluh Pertanian Kab.Mamuju bapak Muhammad Abduh Qudratullah, S,Pt, M.Si, dan menyampaikan kepada penyuluh lapangan, para petani, mahasiswa (petani milenial) agar aktif dalam forum diskusi ini dan dapat berbagi pengalaman serta permasalahan yang di hadapi dalam berbudidaya jagung. Peserta FGD sangat antusias dan aktif dalam mengikuti diskusi forum ini dan memberikan informasi yang terkait permasalahan yang dihadapi dalam berbudidaya jagung selama ini.
 
Dari hasil Focus Group Discussion di peroleh beberapa informasi terkait permasalahn yang dihadapi petani jagung di Kecamatan Simboro dan Kepulauan yaitu : 1) Petani belum menerapkan budidaya jagung yang benar dan baik sesuai dengan Good Agriculture Practice (GAP), hal tersebut ditunjukkan dengan rendahnya produktivitas jagung yang hasilkan, 2) Petani mengeluhkan mahalnya harga benih jagung, sehingga petani mengantungkan kebutuhan benih dari bantuan pemerintah, 3) Petani mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya harga pupuk non subsidi, sehingga belum menerapkan pemupukan jagung sesuai standar, 4) Petani belum mengatahui cara mengolah limbah pertanian dan limbah ternak menjadi kompos, 5) Adanya penggerek batang, tikus dan babi serta penyakit bulai, dan 6) Kurang tersedianya alat mesin pemipil jagung (Corn Sheller) di tingkat petani.
 
Petani jagung di Kecamatan Simboro dan Kepulauan sangat berharap adanya pendamping terkait teknologi pembuatan kompos dan budidaya jagung terstandar sehingga dapat meningkatkan produktivitas serta kesejahteraan petani.