PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Barat

Koordinasi dan Verifikasi CPCL Petani Jagung




Mamuju Tengah- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi Jagung nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan. Dimana sebelumnya produksi tahun 2022 sebesar 16,5 juta ton dan turun menjadi 14,4 juta ton pada tahun 2023 (BPS.2023). hal tersebut juga terjadi pada produksi jagung di Provinsi Sulawesi Barat, yang pada tahun 2022 mencapai 30.186,61 Ton, sedangkan pada tahun 2023 produksi jagung hanya mencapai 27.644,98 Ton. 
 
Mengantisipasi kondisi di atas, maka Kementerian Pertanian melaksanakan Upaya Khusus Percepatan dan Perluasan Tanam Peningkatan Produksi Padi dan Jagung. Percepatan dan perluasan tanam pada komoditas padi dan jagung perlu diimbangi dengan penerapan standar. Penerapan standar instrumen pertanian yang tepat dapat membantu petani untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing. Standar instrumen pertanian juga memiliki peran penting dalam mendukung keamanan pangan. Standar ini dapat membantu memastikan bahwa produk pertanian aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan berbahaya. Penerapan standar yang dilakukan dalam mendukung Upsus tersebut terkait perbenihan, budidaya tanaman sampai penanganan pasca panen, sehingga produksi dapat meningkat.
 
Tim BSIP Sulawesi Barat bersama Penanggungjawab kegiatan Ketut Indrayana, S.TP menghadiri rapat koordinasi yang diadakan di lobby utama kantor BPP Kec. Tobadak, Kab. Mamuju Tengah, kamis 1 Februari 2024. Kedatangan Tim BSIP Sulawesi Barat disambut hangat oleh Koordinator BPP Kec. Tobadak, H. Baharuddin. 
 
Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi program SIP antara BSIP Sulawesi Barat dan seluruh penyuluh pertanian di Kec. Tobadak serta seluruh pelaku usaha tani. Dalam rapat tersebut dibahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengoptimalkan potensi pengembangan pertanian di Kec. Tobadak, Kab. Mamuju Tengah terutama di sektor komuditi pangan yakni padi dan jagung. Koordinator BPP Kec. Tobadak sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut. “Di Kec. Tobadak komuditi andalannya adalah jagung. Banyak petani jagung di Kec. Tobadak saat ini yang ingin menjadi penangkar benih tetapi terkendala oleh minimnya pengetahuan petani dan para pelaku usaha tani lainnya tentang bagaimana prosedur menjadi penangkar benih. Selain itu, benih bersertifikat masih terbatas bahkan kadang tidak dapat dibeli atau ditemukan” ungkap Baharuddin. 
 
Penanggungjawab kegiatan, Ketut Indrayana, S.TP menanggapi keluhan tersebut dengan serius dan menyampaikan akan selalu siap membantu dan mendampangi para petani dan para pelaku usaha tani lainnya. “Penguatan kapasitas penerap standar dapat membantu petani dan penyuluh memahami praktik-praktik terbaik dalam pertanian, serta meningkatkan kualitas produksi pertanian dengan mengoptimalkan input produksi yang digunakan sehingga pada akhirnya mencapai output yang diinginkan yakni Meningkatnya produksi jagung di Mamuju Tengah” tutur Ketut.